Prospek
investasi Indonesia di masa yang akan datang sangat tinggi, diihat dari selalu
bertambahnya nilai investasi dari tahun ke tahun. Pada kuartal I tahun 2012
ini, nilai investasi Indonesia mencapai Rp 71,2T. Meningkat
sebesar 32,5 persen dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp53,6
triliun. "Realisasi investasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam
negeri (PDMN) sebesar Rp19,7 triliun yang meningkat sebesar 39,7 persen dalam
periode yang sama pada tahun lalu," ucap Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) Gita Wirjawan, yang juga menjabat Menteri Perdagangan di Jakarta,
Senin (23/4/2012) dilansir oleh berita harian sindonews.com.
Dari total
investasi tersebut, Singapura memimpin sebagai negara penyumbang terbanyak
Investasi di Indonesia sebesar US$ 1,2M
atau setara dengan Rp 10,8T. Investasi ini meliputi sektor UKM yang lebih
sustainable. Posisi kedua ditempati oleh Jepang dengan nilai investasi sebesar
US$ 0,6M. Posisi ketiga diduduki oleh Korea Selatan sebesar US$ 0,5M. Investasi
Korea ini didorong oleh Hankook (produsen ban) yang telah mengembangkan pabrik
ban mobil di Jawa Barat juga posco di Banten (baja) lalu diikuti Santan di
sektor LNG. Kemudian, diikuti oleh British Virgin Island sebesar US$ 0,3M. Selanjutnya,
ditempati oleh Belanda sebesar US$ 0,3M. PMA pada triwulan ini, lebih berminat
untuk berinvestasi pada sektor pertambangan yang tercatat sebesar US$ 1,1
miliar,kemudian diikuti sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar
US$ 0,8 miliar, tanaman pangan dan perkebunan senilai US$ 0,5 miliar, industri
logam dasar, logam, mesin dan elektronik US$ 0,5 miliar, dan alat angkutan dan
transportasi lainnya senilai US$ 0,4 miliar. Ujar Gita.
Dengan progress yang dialami
Indonesia saat ini, merupakan salah satu bukti Investasi di Indonesia sangat
menggiur dan menguntungkan. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
lagi investasinya dengan mendorong terlaksananya “Investasi bersama di ASEAN”.
Pemerintah dalam hal ini harus mempermudah agar perusahaan di ASEAN mau
melakukan investasi bersama dengan dunia usaha nasional di Indonesia. Begitu juga
sebaliknya, perlu dipermudah agar perusahaan Indonesia mau melakukan investasi
bersama di negara-negara anggota ASEAN. Untuk memenuhi semua itu perlu didukung
oleh regulasi dari pemerintah agar usaha-usaha konkrit bisa dilaksanakan. Kata Direktur
Investasi PT Jamsostek, Elvyn G Masassay.
Sebenarnya masing-masing anggota
ASEAN sudah sadar untuk memanfaatkan peluang dalam mengembangkan perekonomian
di kawasan ASEAN, terbukti dengan telah disetujuinya Masyarakat Ekonomi ASEAN
pada 2015 nanti. Guna menghadapi pelaksanaan program itu, investor lokal
Indonesia perlu didorong supaya ketergantungan terhadap investor asing bakal
berkurang. “jadi jika sewaktu-waktu investor asing itu meninggalkan kita, kita
sudah siap, selain itu diperlukan regulasi yang mendukung serta harmonisasi
kebijakan supaya investor lokal terus mempunyai perannya,” ujar Direktur Utama
PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi. Sebelumnya,
Dekan Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore,
Kishore Mahbubani, pembicara kunci dalam CIMB ASEAN Conference 2012, mengatakan,
ASEAN dalam jangka panjang tetap memiliki peluang dalam mengembangkan
perekonomian, sehingga diperlukan kemauan politik atau "political
will" dari masing-masing anggotanya untuk memanfaatkan peluang itu.
Bukti lain dari menggiurkannya
investasi Indonesia adalah tertariknya beberapa negara Eropa untuk investasi di
Indonesia. Salah satunya investor asal Belgia yang menyatakan minatnya
berinvestasi di Indonesia, diantaranya perusahaan infrastruktur terkemuka di
dunia yang salah satu proyeknya pembangunan hotel Burj Al Arab, hotel tertinggi
ke-2 di dunia di Dubai. Hal itu
terungkap dalam pertemuan Menteri Perdagangan RI/ Kepala BKPM Gita I. Wirjawan
dengan sejumlah investor dalam acara "Indonesian Trade &
Investment Policy Briefing" yang diselenggarakan di Brussel,
Belgia, demikian Dutabesar RI untuk Duta Besar RI di Brusel, Arif Havas
Oegroseno.
Acara itu
dihadiri pelaku usaha di bidang manufaktur, infrastruktur, perbankan, otomotif,
keuangan, energi, dan logistik, dilanjutkan dengan investment clinic, di mana sejumlah investor melakukan
konsultasi secara langsung tentang ekspansi investasi di Indonesia.
Selain itu juga hadir dari Flanders Investment
and Trade (FIT) dari Belgia yang menyampaikan rencananya melakukan kunjungan ke
Indonesia dengan membawa calon investor dan pengusaha asal Belgia guna
menjajaki peluang peningkatan kerjasama perdagangan dan penanaman modal di Indonesia.
Dalam kunjungan kerjanya di Belgia, Menteri
Perdagangan RI/ Kepala BKPM juga bertemu dengan Komisioner Perdagangan Uni
Eropa Karel De Gucht guna membicarakan penguatan kerjasama perdagangan RI-UE.
Beberapa peluang investasi di
Indonesia:
1. Investasi emas
Dalam Riset
The Future Priority Standard Chartered melibatkan sampel 2.700 orang investor
di sembilan negara Asia antara lain Cina, India, Malaysia, dan Thailand. Survei
ini dilakukan pada periode Oktober hingga November 2011. Penelitian ini
menemukan fakta bahwa investasi emas Indonesia jauh di atas rata-rata Asia yang
mencapai 42 persen. Setelah emas, dua produk investasi yang paling diminati
yakni properti (58 persen) dan deposito (42 persen). Dalam lingkup Asia,
prioritas investasi properti mencapai 32 persen, sedangkan deposito sebesar 42
persen. Persentase prioritas investasi di Indonesia yang lebih tinggi dari Asia
menunjukkan investor Tanah Air paling ambisius dan percaya diri untuk
meningkatkan target investasi.
2.
Investasi sukuk
Secara spesifik,
keuntungan berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel yang berkode SR adalah
memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil yang kompetitif,
investor memperoleh imbalan yang lebih tinggi dari rata-rata tingkat bunga
deposito bank BUMN. Keuntungan lainnya pembayaran imbalan dan Nilai Nominal
sampai dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh pemerintah. Imbalan bersifat tetap
dan dibayarkan setiap bulan sampai dengan jatuh tempo. Keuntungan berikutnya
dapat diperjualbelikan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar, sehingga
investor berpotensi mendapatkan capital gain di pasar sekunder. Sukuk juga
merupakan investasi yang aman, karena pembayaran imbalan dan nilai nominalnya
dijamin oleh Undang-Undang. Sukuk adalah investasi yang menentramkan,
karena tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah seperti riba (usury),
gharar (uncertainty), dan maysir (gambling). Selain itu, prosedur pembelian dan
penjualan yang mudah dan transparan.
3.
Investasi Asuransi Link
Untuk investasi,
unit link (UL) mempunyai beberapa keunggulan. Dengan membeli produk ini
investor menjadi disiplin menempatkan dana untuk periode jangka panjang. Selain
itu, ada insentif investasinya karena bebas pajak. Juga, ada perlindungan
asuransi dengan beragam pilihan (berupa rider). Fleksibilitas UL tinggi baik
dari sisi proteksi maupun investasi. Di lain pihak, UL tak luput dari
kelemahan. Total minimum premi yang wajib dibayar UL lebih tinggi dari asuransi
tradisional. Risiko investasinya pun ditanggung oleh pemegang polis. Dan,
investor mesti sabar karena manfaat investasi baru dirasakan secara optimal
setelah enam tahun.
Daftar Pustaka:
1 komentar:
Anda Ingin Beriklan Properti Gratis??
Anda Ingin Mendapatkan Info Tentang Properti di Bali???
Ayo Berkunjung Ke http://jualbeliproperticepat.com/
Posting Komentar