Minggu, 01 Juli 2012

Patah Hati? Gak Jaman Kali!!!


                Patah hati? terus nangis semalaman dan serasa pengen mati aja?... gak jaman kali mba, mas. Hidup kita ini sayang banget kalau Cuma dibumbui dengan cinta-cintaan yang mudah datang dan pergi. Untuk yang mudah patah hati saya rekomendasikan salah satu buku yang akan membuka pikiran kita kalau dalam hidup ini ada banyak hal yang lebih penting dibanding cinta. Cinta itu penting, tapi jangan sampai kita memuja cinta, karena akan menjatuhkan diri kita sendiri.
          Ketika Penulis Jatuh Cinta, sebuah buku karangan Asma Nadia yang pertama kali saya baca. Sebenarnya sudah banyak buku-buku karangan Asma Nadia yang populer, tapi karna saya kurang berminat dalam membaca hanya baru ini yang saya baca dari karangannya. Dalam buku ini kalian akan mengetahui kisah dari para penulis-penulis tidak hanya Asma Nadia tapi masih banyak lagi yang saya lupa namanya karna buku itu sudah saya kembalikan di perpustakaan kampus,hheee...hheee...
          Ada salah satu kisah seorang penulis wanita yang sering sekali jatuh cinta sebagai judulnya. Menurut penuturannya, dia mulai jatuh cinta sedari SD, dan ada hal yang paling dia sesali karna mencintai seseorang yang teralarang bagi nya. Karna dia sadar akan kesalahannya itu dia mengalihkan cintanya kepada kesibukan lain yang akhirnya mebuat dia lupa akan cintanya.
          Ada lagi kisah seorang penulis pria yang terlalu cepat menetapkan hatinya pada seorang wanita yang menjadi temannya semasa kuliah, dia menceritakan wanita itu sangat baik dan selalu ingin satu kelompok dengannya. Mungkin karna itu pria ini yakin kalau wanita itu menyukainya, tapi sayang wanita itu hanya menganggapnya sebagai sahabat. Pada sampai akhirnya, dia menerima undangan pernikahan dari sang wanita. Patah hati yang dia rasakan, dan dia melampiaskan kesakitannya itu dengan menulis dan menghasilkan karya-karya yang bagus sekarang.
          Sedangkan kisah dari sang penulis Asma Nadia, dia menceritakan kalau dia pernah jatuh cinta saat SMP karna ada seorang lelaki yang selalu terlihat mengikutinya dan dia menganggap kalau lelaki itu menyukainya, tetapi dugaannya salah lelaki itu justru menyukai sahabatnya yang cantik dan seksi. Rasa kesal, marah, dan gondok dia rasakan. Saat itulah dia merasa harus membuktikan ke lelaki itu kalau dia punya sesuatu yang lebih, bukan fisik tapi dengan prestasi dan sampai akhirnya dia menjadi juara umum sekolah dan lulus dengan nilai sangat bagus yang mengantarkannya pada SMA favorit di Jakarta.
          Nah itu sebagian cerita yang saya ingat dalam buku itu, hikmah yang bisa kita ambil adalah sesakit apapun cinta itu kita harus bisa mengalihkan pikiran kita pada yang lain misalnya pekerjaan, belajar, menulis, dan hal-hal lainnnya yang bermanfaat. Keep fighting (-_-) life must go on....

0 komentar:

Posting Komentar