Minggu, 01 Juli 2012

Prospek Investasi di Indonesia


Prospek investasi Indonesia di masa yang akan datang sangat tinggi, diihat dari selalu bertambahnya nilai investasi dari tahun ke tahun. Pada kuartal I tahun 2012 ini, nilai investasi Indonesia mencapai Rp 71,2T. Meningkat sebesar 32,5 persen dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp53,6 triliun. "Realisasi investasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PDMN) sebesar Rp19,7 triliun yang meningkat sebesar 39,7 persen dalam periode yang sama pada tahun lalu," ucap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, yang juga menjabat Menteri Perdagangan di Jakarta, Senin (23/4/2012) dilansir oleh berita harian sindonews.com.
            Dari total investasi tersebut, Singapura memimpin sebagai negara penyumbang terbanyak Investasi di Indonesia sebesar  US$ 1,2M atau setara dengan Rp 10,8T. Investasi ini meliputi sektor UKM yang lebih sustainable. Posisi kedua ditempati oleh Jepang dengan nilai investasi sebesar US$ 0,6M. Posisi ketiga diduduki oleh Korea Selatan sebesar US$ 0,5M. Investasi Korea ini didorong oleh Hankook (produsen ban) yang telah mengembangkan pabrik ban mobil di Jawa Barat juga posco di Banten (baja) lalu diikuti Santan di sektor LNG. Kemudian, diikuti oleh British Virgin Island sebesar US$ 0,3M. Selanjutnya, ditempati oleh Belanda sebesar US$ 0,3M. PMA pada triwulan ini, lebih berminat untuk berinvestasi pada sektor pertambangan yang tercatat sebesar US$ 1,1 miliar,kemudian diikuti sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar US$ 0,8 miliar, tanaman pangan dan perkebunan senilai US$ 0,5 miliar, industri logam dasar, logam, mesin dan elektronik US$ 0,5 miliar, dan alat angkutan dan transportasi lainnya senilai US$ 0,4 miliar. Ujar Gita.
            Dengan progress yang dialami Indonesia saat ini, merupakan salah satu bukti Investasi di Indonesia sangat menggiur dan menguntungkan. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan lagi investasinya dengan mendorong terlaksananya “Investasi bersama di ASEAN”. Pemerintah dalam hal ini harus mempermudah agar perusahaan di ASEAN mau melakukan investasi bersama dengan dunia usaha nasional di Indonesia. Begitu juga sebaliknya, perlu dipermudah agar perusahaan Indonesia mau melakukan investasi bersama di negara-negara anggota ASEAN. Untuk memenuhi semua itu perlu didukung oleh regulasi dari pemerintah agar usaha-usaha konkrit bisa dilaksanakan. Kata Direktur Investasi PT Jamsostek, Elvyn G Masassay.
            Sebenarnya masing-masing anggota ASEAN sudah sadar untuk memanfaatkan peluang dalam mengembangkan perekonomian di kawasan ASEAN, terbukti dengan telah disetujuinya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 nanti. Guna menghadapi pelaksanaan program itu, investor lokal Indonesia perlu didorong supaya ketergantungan terhadap investor asing bakal berkurang. “jadi jika sewaktu-waktu investor asing itu meninggalkan kita, kita sudah siap, selain itu diperlukan regulasi yang mendukung serta harmonisasi kebijakan supaya investor lokal terus mempunyai perannya,” ujar Direktur Utama PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi. Sebelumnya, Dekan Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore, Kishore Mahbubani, pembicara kunci dalam CIMB ASEAN Conference 2012, mengatakan, ASEAN dalam jangka panjang tetap memiliki peluang dalam mengembangkan perekonomian, sehingga diperlukan kemauan politik atau "political will" dari masing-masing anggotanya untuk memanfaatkan peluang itu.
            Bukti lain dari menggiurkannya investasi Indonesia adalah tertariknya beberapa negara Eropa untuk investasi di Indonesia. Salah satunya investor asal Belgia yang menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia, diantaranya perusahaan infrastruktur terkemuka di dunia yang salah satu proyeknya pembangunan hotel Burj Al Arab, hotel tertinggi ke-2 di dunia di Dubai. Hal itu terungkap dalam pertemuan Menteri Perdagangan RI/ Kepala BKPM Gita I. Wirjawan dengan sejumlah investor dalam acara "Indonesian Trade & Investment Policy Briefing" yang diselenggarakan di Brussel, Belgia, demikian Dutabesar RI untuk Duta Besar RI di Brusel, Arif Havas Oegroseno.
            Acara itu dihadiri pelaku usaha di bidang manufaktur, infrastruktur, perbankan, otomotif, keuangan, energi, dan logistik, dilanjutkan dengan investment clinic, di mana sejumlah investor melakukan konsultasi secara langsung tentang ekspansi investasi di Indonesia. Selain itu juga hadir dari Flanders Investment and Trade (FIT) dari Belgia yang menyampaikan rencananya melakukan kunjungan ke Indonesia dengan membawa calon investor dan pengusaha asal Belgia guna menjajaki peluang peningkatan kerjasama perdagangan dan penanaman modal di Indonesia. Dalam kunjungan kerjanya di Belgia, Menteri Perdagangan RI/ Kepala BKPM juga bertemu dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Karel De Gucht guna membicarakan penguatan kerjasama perdagangan RI-UE.
            Beberapa peluang investasi di Indonesia:
1.    Investasi emas
Dalam Riset The Future Priority Standard Chartered melibatkan sampel 2.700 orang investor di sembilan negara Asia antara lain Cina, India, Malaysia, dan Thailand. Survei ini dilakukan pada periode Oktober hingga November 2011. Penelitian ini menemukan fakta bahwa investasi emas Indonesia jauh di atas rata-rata Asia yang mencapai 42 persen. Setelah emas, dua produk investasi yang paling diminati yakni properti (58 persen) dan deposito (42 persen). Dalam lingkup Asia, prioritas investasi properti mencapai 32 persen, sedangkan deposito sebesar 42 persen. Persentase prioritas investasi di Indonesia yang lebih tinggi dari Asia menunjukkan investor Tanah Air paling ambisius dan percaya diri untuk meningkatkan target investasi.

2.      Investasi sukuk
Secara spesifik, keuntungan berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel yang berkode SR adalah memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil yang kompetitif, investor memperoleh imbalan yang lebih tinggi dari rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN. Keuntungan lainnya pembayaran imbalan dan Nilai Nominal sampai dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh pemerintah. Imbalan bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan sampai dengan jatuh tempo. Keuntungan berikutnya dapat diperjualbelikan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar, sehingga investor berpotensi mendapatkan capital gain di pasar sekunder. Sukuk juga merupakan investasi yang aman, karena pembayaran imbalan dan nilai nominalnya dijamin oleh Undang-Undang. Sukuk adalah investasi yang menentramkan, karena tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah seperti riba (usury), gharar (uncertainty), dan maysir (gambling). Selain itu, prosedur pembelian dan penjualan yang mudah dan transparan.
3.      Investasi Asuransi Link
Untuk investasi, unit link (UL) mempunyai beberapa keunggulan. Dengan membeli produk ini investor menjadi disiplin menempatkan dana untuk periode jangka panjang. Selain itu, ada insentif investasinya karena bebas pajak. Juga, ada perlindungan asuransi dengan beragam pilihan (berupa rider). Fleksibilitas UL tinggi baik dari sisi proteksi maupun investasi. Di lain pihak, UL tak luput dari kelemahan. Total minimum premi yang wajib dibayar UL lebih tinggi dari asuransi tradisional. Risiko investasinya pun ditanggung oleh pemegang polis. Dan, investor mesti sabar karena manfaat investasi baru dirasakan secara optimal setelah enam tahun.
Daftar Pustaka:
·         www.sindonews.com

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Anda Ingin Beriklan Properti Gratis??
Anda Ingin Mendapatkan Info Tentang Properti di Bali???
Ayo Berkunjung Ke http://jualbeliproperticepat.com/

Posting Komentar