Adopsi IFRS terhadap Laporan Keuangan Indonesia
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.
Sifat Adopsi IFRS di Indonesia
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).
Berikut adalah Roadmap Konvergensi IFRS di Indonesia
Tahap adopsi (2008 – 2010)
· Adopsi seluruh IFRS ke PSAK
· Persiapan infrastruktur yang diperlukan
· Evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku
Tahap persiapan akhir (2011)
· Penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan
· Penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS
3 Tahap implementasi (2012)
· Penerapan PSAK IFRS secara bertahap
· Evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehemsif.
PSAK disahkan 23 Desember 2009:
- PSAK 1 (revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan
- PSAK 2 (revisi 2009) : Laporan Arus Kas
- PSAK 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
- PSAK 5 (revisi 2009) : Segmen Operasi
- PSAK 12 (revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
- PSAK 15 (revisi 2009) : Investasi Pada Entitas Asosiasi
- PSAK 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
- PSAK 48 (revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset
- PSAK 57 (revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
- PSAK 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan
Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:
- ISAK 7 (revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
- ISAK 9 (revisi 2009) : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas serupa
- ISAK 10 (revisi 2009) : Program Loyalitas Pelanggan
- ISAK 11 (revisi 2009) : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
- ISAK 12 (revisi 2009) : Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer.
Manfaat adopsi IFRS bagi Perusahaan dan Perekonomian Indonesia
Kenapa di Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia disamping itu Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum, Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan sebagai berikut:
- Strengthening Transparency and Accountability
- Enhancing Sound Regulation
- Promoting integrity in Financial Markets
- Reinforcing International Cooperation
- Reforming International Financial Institutions
Manfaat Konvergensi IFRS Secara Umum
- Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
- Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
- Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
- Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
- Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
- Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.
- Reklasifikasi dari dank e FVTPL, dilarang.
- Reklasifikasi dari L&R ke AFS, dilarang
Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
- Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
- IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut
- Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahas Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah
- Infrastruktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan
- Kesiapan perhuruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS
- Support pemerintah terhadap issue konvergensi.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia yang Menerapkan IFRS
Pada dasarnya Semua perusahaan Tbk (yang sudah listing di BEJ) wajib menggunakan IFRS. Berikut beberapa perusahaan yang sudah menerapkan ifrs pada laporan keuangannya:
PT Astra Agro Lestari
Astra Agro Lestari (Indonesia) Bursa Efek Indonesia : Profil Astra Agro Lestari) merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidangperkebunan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan perkebunan.
PT Ultra Jaya Milk Industry
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk ((Indonesia) Bursa Efek Indonesia : Profil Ultrajaya Milk) merupakan perusahaan multinasionalyang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung,Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja.
PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. menggunakan sistem komputerisasi yang sudah terintegrasi, yaitu SAP, sejak tahun 2002. Bahkan perusahaan ini merupakan salah satu rujukan implementor SAP yang dinilai cukup sukses di dalam mengadopsi hampir semua modul SAP.
PT Waskita Karya
PT Waskita Karya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan ini berasal dari nasionalisasi perusahaanBelanda Volker Aannemings Maatschappij N.V. pada tahun 1961 dan berubah bentuk menjadi persero pada tahun 1973.
0 komentar:
Posting Komentar