Minggu, 08 April 2012

CINDERELLA DI CIAWI

Cinderella di Ciawi ini bukan kisah tentang seorang anak yang dianiaya oleh ibu dan kakak tirinya. Cinderella di Ciawi berkisah tentang seorang anak yang mempunyai kewajiban sebagai pemberi makan banyak orang. Cerita ini bukanlah kisah yang sedih lalu akan berakhir bahagia diakhir cerita, cerita ini berkisahkan bagaimana seseorang menjalankan amanah yang diberikan padanya dan harus dia jalankan walau amanah itu tidak semudah dengan apa yang dia bayangkan pertama kali. Kita sebut saja Cinderella itu bernama Yumi. Yumi adalah seorang aktivis mahasiswa yang sibuk berorganisasi. Dalam acara organisasinya kali ini, ada acara menginap di Ciawi selama 3 hari 2 malam, dalam acara ini dia diberi kepercayaan menangani konsumsi. Acara yang cukup besar dalam organisasinya dan mendapat respon yang baik dari mahasiswa terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang ikut, terhitung sekitar 100 orang ditambah dengan 30 orang panitia.
            Di saat hari H, Yumi masih bersantai dan seperti biasa dia selalu bercanda dengan teman-temannya. Apalagi sesudah dia bertemu Qila, teman yang sudah lama dia tidak temui karna kesibukan mereka masing-masing. Yumi dan Qila adalah dua teman yang mempunyai hobi yang sama yaitu sama-sama pencinta Korea. Singkat cerita saat di dalam bus menuju Ciawi mereka mendengarkan musik K-Pop (Korean Pop) bersama. Mereka bersenda gurau seakan tidak ada masalah. Padahal mereka belum tau apa yang akan terjadi di Ciawi nanti. Tidak hanya dengan Qila, Yumi juga akrab dengan teman-teman panitia lainnya seperti Linda, Novi dan Rani.
            Sampai di Ciawi sekitar pukul 17.00 teman-teman Yumi langsung beristirahat dan berjalan-jalan melihat pemandangan setelah itu semua peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan teman-teman Yumi diberikan kepercayaan sebagai pemimpinnya seperti: Qila, Linda, Rani, Novi, K’Sundari, lalu apa yang dilakukan Yumi??? Yumi langsung ke dapur karena dia sadar akan tugasnya sebagai sie konsumsi. Saat Yumi ke dapur disana sudah ada k’Lela dan k’Nui penanggung jawab konsumsi juga. Yumi langsung membantu mereka menyiapkan makanan untuk malam pertama mereka di Ciawi. Yumi mulai mencuci beras dan memasaknya dan mulai menyusun makanan yang akan disajikan pukul 18.30. Saat makan itu akhirnya tiba Yumi, k’Lela dan k’Nui cukup senang dengan hasil masakan mereka yang cukup disukai oleh para peserta dan terbukti habis. Selesai makan Yumi mengira tugasnya sudah selesai, ternyata dugaannya salah  pukul 21.00 dia harus menyiapkan teh manis hangat dan juga cemilan kecil untuk para peserta. Pukul 19.00 semua panitia dan peserta berkumpul di Aula untuk mendengarkan Training Motivation sedangkan untuk sie konsumsi mereka masih sibuk di dapur untuk menyiapkan hidangan cemilan dan teh manis hangat untuk acara dia Aula itu. Yumi membuat teh, k’Nui memotong singkong dan k’lela merebus singkong. Setelah semua hidangan itu selesai, tiba-tiba terdengar suara HT memanggil, ketua pelaksana mengabarkan kalau ada satu panitia yang baru datang dan berharap sie konsumsi dapat memberikan makanan untuknya. Tapi apa yang terjadi, lauk-pauk sudah habis dan akhirnya mereka bertiga mulai memasak lagi. Cukup lelah bukan, teman-teman Yumi (Qila,Novi,Rani dan Linda) berdatangan setelah acara di Aula itu selesai. Rani bertanya jadi selama acara ini berlangsung sie konsumsi di dapur terus? Yumi menjawab dengan mengangguk. Karena keadaan seperti itulah teman-teman Yumi menyebutnya dengan Cinderella.
            Hari kedua Yumi dan sie konsumsi yang lain masih sibuk dengan pekerjaan mereka didapur, terkesan paling menderita ya! Sebenarnya, gak juga sih sie acara sibuk dengan mempersiapkan outbond, sedangkan teman-teman Yumi sibuk denagan kelompok mereka memikirkan ide untuk yel-yel dan pentas seni yang akan mereka tampilkan di hari ketiga. Semua sudah ada bagiannya masing-masing karena itulah tujuan organisasi untuk saling mengisi bukan untuk memperlihatkan siapa yang paling berkorban, siapa yang paling menderita atau siapa yang paling berpengaruh. Karena semua adalah suatu kesatuan yang bersinergi untuk mewujudkan tujuan kita bersama. Jadi Cinderella di Ciawi itu bukan merupakan suatu penderitaan tapi pengalaman hidup yang sanagat berkesan buat Yumi. Syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah J

0 komentar:

Posting Komentar